(Vibiznews - Stocks) Suatu bisnis dimulai ketika seseorang atau sekelompok kecil orang yang menaruh uang mereka, dimana orang atau beberapa orang ini memiliki fungsi sebagai pemilik yang besar kepemilikanya disesuaikan dengan berapa besar uang diinvestasikan dalam menjalankan bisnis tersebut. Pada titik ini, kepemilikan perusahaan dikelola secara “perusahaan pribadi atau private company.“
Setelah bisnis mencapai ukuran tertentu, perusahaan dapat memutuskan untuk "go public" dan menjual kepemilikannya kepada masyarakat. Ini adalah bagaimana saham diciptakan. Ketika Anda membeli saham, Anda menjadi pemilik bisnis. Nilai dari kepemilikan saham akan naik dan turun sesuai dengan keberhasilan bisnis yang mendasarinya. Semakin baik bisnis tersebut, semakin tinggi nilai saham Anda, semakin besar keuntungan yang dapat diperoleh.
Meskipun Anda bergelar sarjana atau master, untuk berinvestasi pada instrumen keuangan saham, Anda memerlukan latihan intelektual yang terus menerus. Ini membutuhkan usaha, tetapi bisa membuahkan hasil imbal balik atau keuntungan yang lebih banyak. Berinvestasi pada saham tidak hanya mengenai tingkat pengembalian yang memiliki potensi lebih tinggi pada nilai investasi Anda, tetapi juga pemahaman lebih besar mengenai bagaimana dunia keuangan bekerja. Memahami cara kerja Saham sama dengan memahami bagaimana uang mengalir dan bagaimana bisnis bersaing dengan satu sama lain. Setidaknya diperlukan kombinasi mutlak antara pengetahuan dasar mengenai matematika dan akuntansi; keterampilan menganalisa atau berpikir kritis; dan mental kesabaran maupun disiplin.
Setiap topik dalam rangkaian tulisan ini dan tulisan yang akan datang akan membawa Anda mengenal setahap demi setahap mengenai Saham dan Istrumen Investasi lainnya.
Saham adalah salah satu cara dari banyak cara berinvestasi dari uang hasil jerih payah yang Anda kumpulkan selama beberapa tahun. Masih banyak pilihan untuk berinvestasi selain saham, insutrumen keuangan lainnya adalah obligasi, atau membeli rumah, atau mobil atau lukisan atau investasi dalam bentuk forex maupun produk-produk derivatives pada futures product dan produk-produk komoditi lainnya. Alasan yang sangat sederhana berinvestasi pada instrumen keuangan saham bagi beberapa orang adalah bahwa saham merupakan cara cerdas berinvestasi karena saham menyediakan potensi hasil imbal balik tertinggi dalam jangka panjang, dimana hampir tidak ada jenis investasi lainnya yang memiliki kecenderungan dapat memberikan yang lebih baik.
Pada sisi negatifnya, saham cenderung menjadi investasi yang paling volatile. Ini berarti bahwa nilai saham bisa drop dalam jangka pendek. Kadang-kadang harga saham bisa jatuh untuk periode yang tidak sebentar. Misalnya, seseorang menempatkan semua tabungannya dengan membeli saham pada awal tahun dengan harga yang murah, ada kemungkinan dimana penurunan nilai saham tersebut bukannya menjadi lebih baik, bahkan dalam jangka panjang Anda bisa kehilangan semua uang Anda!
Pilihan berinvestasi pada saham tanpa bekerja ekstra adalah melalui Reksadana saham. Mirip dengan berinvestasi pada saham, hanya uang Anda akan dikumpulkan bersama dengan uang para investor lain, dan kemudian dikelola oleh sekelompok profesional yang akan berusaha untuk mendapatkan hasil imbal balik yang dapat memenuhi harapan Anda dari sejumlah saham dari berbagai Perusahaan atau portfolio. Selain membutuhkan kurang banyak usaha, salah satu keuntungan utama dari Reksadana adalah kurang volatile. Statistik sederhana memperlihatkan bahwa portofolio akan mengalami volatilitas kurang dari masing-masing komponen saham, dimana jika reksadana terdiri dari kumpulan 50 saham, itu sangat tidak mungkin bahwa semua dari saham tersebut memilikik volatilitas yang menurun sehingga tingkat pengembalikan dana dapat relatif diatasi untuk masing-masing saham tersebut. Dalam investasi, risiko dan pengembalian erat berkorelasi – dimana peningkatan saham yang satu akan mengimbangi kemungkinan pengurangan saham lainnya. Para profesional menjalankan reksadana tidak melakukannya secara gratis. Mereka memungut biaya, misalnya, membayar 1% per tahun. Berinvestasi pada reksadana sering dibuat paling masuk akal bagi mereka yang memiliki uang dengan jumlah yang relatif kecil dengan biaya yang paling efisien dibandingkan dengan memilih berinvestasi untuk berinvestasi pada saham secara langsung terutama karena risikonya.
Bagaimana jika sekelompok orang Profesional yang Anda pilih untuk mengelola investasi Anda tidak melakukan dengan baik? Sama seperti dengan saham, tidak ada jaminan kembali dalam reksa dana. Karena itu, untuk berinvestasi pada Reksadana, memilih kelompok Profesional merupakan hal yang terpenting.
Tentu saja prinsip bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Anda dapat mempelajari bagaimana mengelola risiko menjadi relatif dapat diterima untuk suatu hasil imbal balik yang Anda diharapkan. Banyak dari orang-orang yang memiliki pengalaman karena telah lebih dahulu dari Anda menempatkan uang pada Saham yang dapat membantu Anda memilih bisnis yang tepat sekaligus membantu Anda melihat untuk menghindari risikonya.
Sekali lagi, berinvestasi pada instrumen saham merupakan upaya yang cukup pantas untuk dipilih. Bagaimana pun, Anda tidak dapat mengabaikan bahwa pada instrumen keuangan Saham memiliki potensi tingkat hasil imbal balik yang lebih tinggi. Pengalaman membuktikan dalam jangka panjang, uang yang Anda investasikan pada Saham dapat bekerja lebih keras untuk Anda dibandingkan dengan hampir semua instrumen investasi lainnya.
(Bernhard Sumbayak/AS/vbn - Founder & Chairman Vibizconsulting)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar