Minggu, 14 Agustus 2011

Berselisih dengan anak buah? Menang jadi arang, kalah jadi debu!

Sebuah tulisan kecil, sharing hasil training NLP seri "personal power" dan "Managing with NLP" serta bacaan beberapa refferensi buku NLP

Kita 'tahu' bahwa kita akan "hidup" dengan rekan kerja, anak buah dan atasan di kantor dalam jangka panjang, cukup lama. Tetapi sangat sedikit orang yg menyadari hal tersebut. Yang mereka sadari adalah mereka akan hidup lama dengan keluarganya, tetapi "tidak menyadari" bahwa lebih banyak waktu dihabiskan dengan rekan kerja, anak buah dan atasan di kantor.

Akibatnya, sebagian dari mereka kurang peduli dengan anak buah/atasan. Konsekwensinya, ketika terjadi perselisihan dengan anak buah akan dibiarkan begitu saja tanpa ada target penyelesaian. Mungkin karena beban target KPI yg berat, persaingan meniti karir, persaingan memperebutkan hati atasan, permasalahan pribadi, pengalaman memimpin yang minim atau memang kompetensi managerial yang perlu ditambah.

Tetapi semua itu tidak akan menjadi masalah apabila kita "mau belajar". Memang kemudian tugasnya menjadi sangat berat, karena selain harus bisa mencapai target KPI yang diberikan, ia juga harus belajar menjadi atasan/pimpinan atas semua anak buahnya dengan baik, sehingga menjadi team yang solid. Kepemimpinan yang gagal akan sangat mempengaruhi pencapaian KPI yang diterima.

Kunci utama membangun "the dream team" adalah komunikasi dan kepemimpinan yang baik, yaitu melalui pelaksanaan "pacing". Dalam NLP di kenal adanya "pacing than leading", yaitu upaya "menyamakan" (persepsi, keinginan, hobi, kesukaan, dll) antara pimpinan dengan anak buahnya (dalam segala hal ketika berkomunikasi dalam organisasi), kemudian "mengarahkan".

Pertanyaannya adalah, siapa yang bisa dan harus melakukan "pacing than leading" tersebut?

Meskipun sudah bisa ditebak, untuk menjawab pertanyaan tersebut saya berikan satu contoh pelaku "pacing" terbaik di dunia, yaitu Putri Diana (alm).

Masih jelas dalam ingatan kita bahwa Putri Diana selalu melipat kakinya dan menaruh salah satu atau kedua lututnya di tanah ketika berbicara dengan anak-anak. Sudah kebayang kan kita dahulu sering melihat peristiwa tersebut di televisi?

Nah, apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa tersebut? Dari kacamata NLP, maka Putri Diana telah melakukan "pacing", yaitu menyamakan (mensejajarkan) ketinggian kepalanya dengan anak-anak yang diajak bicara.

Apa manfaatnya? Anak-anak menjadi nyaman, merasa sama, merasa tidak ada perbedaan dengan Putri Diana seolah berbicara dengan anak-anak teman bermainnya. Tidak ada gap, tidak ada perbedaan sehingga komunikasi menjadi sangat baik. Apabila situasi seperti ini sudah tercapai, maka pihak pimpinan (Putri Diana) dapat mengarahkan (leading) anak buahnya sesuai kepentingan dalam berorganisasi, dalam hal ini adalah pencapaian KPI.

Sederhana bukan? Ya, karena sangat sederhana ini maka sering diabaikan. Seorang pemimpin baru justru sering mencoba-coba cara untuk mencari caranya sendiri dan kemudian gagal. Padahal contoh dari hasil pembelajaran terhadap patern perilaku manusia sudah ada dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Mulai sekarang, coba "samakan" (lakukan pacing) persepsi, hobi, keinginan, tujuan, kesukaan, jam makan siang, sembahyang bersama (dan apapun yang memungkinkan dapat dilakukan bersama anak buah) dengan kerelaan hati dan ketulusan. Ketika hal ini sudah tercapai, anda sebagai pimpinan dapat dengan mudah mengarahkan perilaku anak buah anda.

Jadi, Anda tidak perlu lagi berselisih dengan anak buah, karena meskipun menang dalam perselisihan anda akan jadi arang (team menjadi mudah patah, tidak solid). Dan kalau kalah anda akan jadi debu (team akan bubar, jalan sendiri-sendiri). Kalau sudah demikian, rasanya sangat sulit untuk mencapai target KPI. Dan kalau toh tercapai, tidak akan maksimal dan sulit di ulang pada periode tahun berikutnya.

Tidak ada manfaatnya berselisih, apalagi dengan anak buah sendiri.

Rabu, 03 Agustus 2011

Basic lighting dalam fotografi digital

Esensi fotografi adalah bermain dengan cahaya. Dasar fotografi untuk mengatur cahaya dinamakan eksposure. Komponennya cuma tiga: shutter speed (kecepatan rana), aperture(bukaan diafragma) dan sensitivitas sensor (ISO). Namun pengaturan ketiga komponen inipun tak bisa lepas dari pemahaman dasar akan pencahayaan (lighting), karena cahaya adalah hal pokok yang akan diatur oleh komponen eksposur. Kali ini kami ingin mengulas mengenai teori dasar pencahayaan sebagai bekal untuk memudahkan anda mendapat eksposur yang tepat.

Pencahayaan, atau lighting, bisa digolongkan dalam berbagai bahasan. Umumnya kita membahas lighting berdasarkan jenisnya, sumbernya, dan arah datangnya. Berdasar jenis cahaya kita kenal ada hard light, soft light dsb. Berdasar sumber bisa cahaya tentu dibagi dalam beberapa macam sumber cahaya seperti matahari, lampu studio dsb, sedangkan menurut arah datangnya cahaya, bisa digolongkan dalam cahaya depan, cahaya samping dan cahaya belakang.

Jenis cahaya

Secara sederhana jenis cahaya dibagi dalam dua kelompok, yaitu: cahaya keras (hard light) dan cahaya lembut (soft light). Cahaya keras cenderung punya intensitas tinggi yang menyulitkan kamera untuk mengukur eksposur yang tepat, dan berpotensi membuat pantulan pada objek yang difoto. Hard light juga akan membuat bayangan yang tegas sehingga kurang cocok untuk foto profesional. Cahaya keras contohnya dihasilkan oleh semua lampu kilat pada kamera, atau sinar matahari langsung yang menyorot ke objek foto.

Hard light (credit : dailyphototips.com)

Hard light (credit : dailyphototips.com)

Flash diffuser (credit :Omegasatter.com)

Sebaliknya cahaya lembut (soft light) umumnya dihasilkan melalui teknik studio yaitu penggunaan diffuser pada lampu kilat (lihat gambar di samping). Di taraf lebih tinggi digunakan teknik pantulan supaya cahaya bisa semakin lembut, baik pantulan ke langit-langit (bouncing) ataupun memakai reflektor. Cahaya lembut lebih cocok untuk dipakai di studio baik untuk foto orang ataupun foto produk, namun di luar ruang yang punya sumber cahaya kompleks, cahaya lembut sulit diaplikasikan. Setidaknya kita bisa mengenal perbedaan hasil yang didapat dengan memakai cahaya keras atau cahaya lembut.

Sumber cahaya

Di dunia ini sumber cahaya sangat banyak dan kompleks, mulai dari sinar matahari, bermacam jenis lampu dan benda lain yang berpendar. Tiap sumber cahaya memiliki intensitas dan temperatur warna yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kemampuan yang baik dari kamera (atau fotografer) dalam menentukan white balance yang tepat. Umumnya kamera mampu mengenali cahaya matahari, lampu neon, lampu pijar dan lampu kilat. Bila hasil white balance otomatis dari kamera meleset (benda putih jadi kebiruan atau kemerahan) atur preset white balance secara manual. Untuk tingkat lebih lanjut, gunakangrey card sehingga foto yang meleset bisa ditolong memakai software.

Preset white balance (credit : alexismiller.com)

Preset white balance (credit : alexismiller.com)

Kebanyakan kita memotret mengandalkan cahaya alami khususnya sinar matahari. Perlu diingat kalau intensitas cahaya matahari sangat tinggi dan berpotensi membuat foto mengalami highlight clipping. Untuk hasil terbaik hindari memotret di saat matahari terik (jam 10 sampai jam 15) karena kamera tidak akan mampu menangkap rentang spektrum terang gelap yang amat lebar. Apalagi prinsip metering kamera mengandalkan cahaya yang dipantulkan oleh objek foto, sehingga resiko eksposure meleset cukup besar.

Temperatur warna bermacam cahaya (credit : Shortcourse.com)

Temperatur warna bermacam cahaya (credit : Shortcourse.com)

Arah datangnya cahaya

Yang menarik adalah pembahasan mengenai arah datangnya cahaya. Menarik karena bila disiasati dengan tepat, bisa didapat foto yang dramatis, namun bila salah maka hasilnya akan mengecewakan.

  • cahaya depan : sesuai namanya, arah datangnya sinar lurus dari depan objek. Cahaya dari depan ini akan memberikan penerangan yang merata di seluruh bidang foto, sehingga didapat foto yang flat tanpa tekstur terang gelap. Meski secara umum foto seperti ini baik, namun terkadang kurang artistik karena kontrasnya rendah.
  • cahaya samping : ini adalah teknik foto yang cukup artistik dengan mengandalkan cahaya yang datang dari arah samping objek foto. Sinar dari samping ini bisa menghasilkan bayangan dan bisa membuat area terang gelap yang bila secara jeli dioptimalkan maka bisa mendapat foto yang artistik. Contoh pemakaian adalah untuk fotografi windows lighting, dengan si model berdiri di samping jendela dan cahaya menyinari bagian samping dari si model.
  • cahaya belakang (backlight) : suatu kondisi yang bisa menghasilkan foto yang baik atau bahkan buruk, tergantung niatnya. Prinsipnya backlight akan membuat objek foto jadi siluet, sehingga tentukan dulu apakah siluet ini memang hasil yang diinginkan atau tidak. Bila kita tidak sedang ingin membuat foto siluet, usahakan menghindari memotret dengan backlight. Meski ada trik untuk mengatasi backlight, tapi hasilnya tidak akan optimal. Maka itu usahakan merubah posisi objek atau fotografer bila berhadapan dengan cahaya dari belakang.

Sebagai bonus, bila pun anda terpaksa memotret dengan sumber cahaya dari belakang (backlight), berikut tips untuk menghindari siluet :

  • atur kompensasi eksposure (Ev) ke arah positif, bisa sampai 2 stop kalau perlu. Hal ini memang akan membuat background menjadi blown (terbakar) tapi kita bisa menyelamatkan objek fotonya.
  • gunakan spot metering lalu arahkan titik pengukuran ke arah objek, hal ini akan membuat kamera menghasilkan eksposur yang tepat hanya di objek foto dan tidak menghiraukan cahaya yang datang dari arah belakang.
  • gunakan fill-in flash, jangan sangka lampu kilat hanya untuk dipakai di daerah gelap. Lampu kilat juga bermanfaat untuk menerangi daerah gelap akibat pencahayaan belakang.
  • gunakan koreksi memakai software (semisal Photoshop), namun tentu anda perlu waktu lagi untuk mengolahnya.

Kesimpulan

Dengan memahami bermacam konsep pencahayaan (jenis, sumber dan arah datangnya cahaya) diharap kita semakin bisa menghasilkan foto yang baik. Saat akan memotret, cobalah untuk sejenak berpikir mengenai cahaya apa yang akan kita pakai, apakah kita perlu soft light (bila ya gunakan diffuser pada lampu kilat), apakah intensitas cahaya sekitar sudah mencukupi untuk kamera mendapat eksposuer yang tepat, apakah kita perlu mengatur white balance secara manual, apakah arah datangnya cahaya memang sudah sesuai yang kita inginkan; bila tidak, bisakah kita merubah posisi kita (dan si objek) untuk mendapat arah cahaya yang tepat? Memang tampaknya rumit, mau memotret saja kok banyak yang harus dipikirkan. Tapi demi foto yang lebih baik, tak ada salahnya kan sedikit ‘berjuang’ dan berlatih?

Sumber

Kesalahan yang dilakukan pemula saat memotret

Melatih skill bersama komunitas fotografi


Tulisan ini ditujukan untuk sekedar sharing pengalaman seputar aneka kesalahan yang biasa dilakukan oleh fotografer pemula.

Melatih skill bersama komunitas fotografi

Kamera digital sebagai sarana fotografi sering jadi tolok ukur / benchmark dalam menentukan kualitas hasil foto. Diyakini dengan semakin canggihnya kamera (diindikasikan dengan banyaknya setting dan parameter) maka kamera akan memberi hasil yang lebih baik. Namun banyak yang tidak menyadari kalau kamera yang punya banyak setting akan membuka banyak kemungkinan salah dalam memilih setting yang sesuai, apalagi kamera digital punya setting yang lebih banyak dari sekedar shutter, aperture dan ISO. Ada baiknya anda juga membaca artikel ini sebagai pengantar tulisan kami ini.

Langsung saja, kenali dan evaluasilah aneka kesalahan umum yang biasa dialami oleh para fotografer pemula berikut ini :

  • yang paling mendasar : kurang teori dan/atau praktek fotografi
  • mendasar : salah menentukan nilai eksposur -> shutter, aperture dan ISO
  • tidak jeli memperhitungkan pencahayaan saat itu, terkadang menurut mata kita masih cukup terang ternyata kamera menganggap sudah mulai gelap
  • salah memutuskan penggunaan lampu kilat, kadang saat diperlukan kita justru lupa mengaktifkannya
  • membiarkan lampu kilat dalam mode ‘Red Eye’ yang akan menyala beberapa kali sebelum memotret, sehingga akan menyebabkan kita ketinggalan momen (biasanya pada kamera saku)
  • salah menentukan titik fokus yang diinginkan (bila kameranya bisa memilih titik fokus) sehingga mana yang tajam mana yang blur jadi terbalik
  • tidak memakai format RAW saat memotret sesuatu momen yang amat penting
  • terlalu percaya pada mode AUTO (berlatihlah memakai mode A/S/M bila ada)
  • tidak memakai setting white balance yang tepat (misal harusnya flourescent tapi pilih WB tungsten)
  • memakai pilihan metering yang tidak tepat (apalagi saat terang gelapnya objek foto tidak merata / area kontras tinggi)
  • lupa memeriksa setting kompensasi eksposur (Ev) yang beresiko membuat foto jadi under / over-exposed
  • tidak mengkompensasi eksposure (Ev) secara manual (ke arah plus atau minus) saat metering kamera memberi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan kita
  • tidak meluangkan waktu untuk melihat histogram (baik sebelum atau sesudah memotret) padahal di saat terik matahari, layar LCD kamera tidak lagi akurat untuk mengukur eksposure
  • lupa mengaktifkan fitur image stabilizer (bila ada) saat diperlukan, seperti saat speed rendah atau saat memakai lensa tele)
  • tidak berupaya mendapat sweet spot lensa saat perlu foto yang tajam (menghindari fokal lensa ekstrim dan stop down dari bukaan maksimal)
  • tidak membawa baterai cadangan, khususnya yang berjenis AA/NiMH
  • tidak mengaktifkan AF-assist beam/strobe saat low-light yang menyebabkan kamera kesulitan mencari fokus
  • tidak sengaja menghapus sebuah foto (ups…)
  • tidak memakai tripod saat memakai shutter lambat (dibawah 1/20 detik)

Adapun aneka kecerobohan dalam penggunaan kamera yang beresiko membuat kamera anda rusak diantaranya :

  • tidak berhati-hati menjaga lensa dari sidik jari, cipratan air bahkan benturan (impact)
  • lupa mematikan kamera saat mengganti lensa atau kartu memori
  • membawa kamera dengan menggenggam lensanya (untuk DSLR dengan lensa ber-mounting plastik ini bisa mengundang resiko patah)
  • memasang filter dengan memutarnya terlalu kuat (untuk lensa kit yang masih memakai sistemrotating lens seperti lensa kit Canon / Nikon 18-55mm) yang beresiko merusak motor di dalam lensa
  • mengarahkan kamera anda ke matahari di siang hari bolong
  • meniup debu yang menempel di sensor (maaf, air liur anda bisa terciprat ke sensor dan membuat masalah semakin runyam…) -> solusi, gunakan peniup debu yang tersedia khusus untuk kamera

Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dicermati guna mencegah gagalnya foto-foto penting atau hingga rusaknya peralatan anda. Sayang kan saat peristiwa yang difoto ternyata hasilnya mengecewakan karena kita melakukan kesalahan yang tampaknya sepele tapi amat berpengaruh?

Sumber

Daftar Pembelian Pemain MU Terburuk

Berikut ini daftar pemain terburuk yang pernah dibeli Manchester United


1. Massimo Taibi
dibeli tahun 99 dari venezia sebesar 4.4 juta pounds, diharapkan menjadi pengganti peter shmeichel, namun ternyata terlalu banyak melakukan blunder dan hanya bermain sebanyak 4 kali. rekor terburuknya adalah ketika bermain melawan chelsea, MU dikalahkan 5:0











2. Juan Sebastian Veron
Dibeli dari Lazio seharga 28 juta pounds, bermain untuk 2 musim namun tidak memuaskan dan akhirnya dilepas ke chelsea















3. Diego Forlan
Dibeli dari Independiente, seharga 7 juta pounds.
Namun, ia hanya memberikan satu gol di tiap enam penampilan. Setelah dua musim bersama MU, ia kemudian dijual ke Villareal dan kemudian Atletico Madrid membelinya dari Villareal.










4. Gabriel Heinze
Dibeli dari Paris Saint Germain dan menjadi pemain inti hanya bermain selama 2 musim














5. Owen Hargreaves
Dibeli dari Bayern Munchen seharga 18 juta pounds pada tahun 2007. Namun karena sering berhadapan dengan cedera, maka tahun 2011 ini dia dilepas secara gratis












6. Dong Fangzhuo
Pemain ini satu-satunya pemain yang dibeli dari Cina, diharapkan dapat sesukses Park Ji Sung, namun pemain ini tidak berhasil dan dijual kembali







Mr. Kendi
kendiguci.blogspot.com
myeureka.wordpress.com

Senin, 01 Agustus 2011

Tip & Trik Menggunakan iPad


Aktifkan CAPS LOCK

Kadangkala kita harus menulis dalam HURUF BESAR SEMUA. Keyboard iOS secara bawaan tidak punya capslock, Anda harus mengaktifkannya terlebih dahulu. Buka Settings.app > Genera > Keyboard. Aktifkan “Enable Caps Lock”. Untuk mengaktifkannya ketika mengetik, tekan tombol Shift dua kali, tombol shift akan berwarna biru.

Munculkan virtual keyboard ketika memakai keyboard fisik

Apabila iPad Anda memakai keyboard fisik melalui Bluetooth, keyboard virtual di iPad akan tersembunyi. Untuk memunculkannya tekan tombol “eject” di keyboard fisik (hanya ada di keyboard Apple), maka keyboard virtual akan muncul di layar.

Gulung ke atas halaman lebih cepat

Untuk menggulung sebuah halaman web di Safari ke paling atas, sentuh menu bar (bilah hitam yang ada jam dan status batere) maka Safari akan kembali ke bagian paling atas.

Trik ini juga berfungsi pada aplikasi lain, coba-coba saja di beberapa aplikasi yang Anda punya.

Multitasking

Dengan iOS 4.2 di iPad, Anda bisa multitasking. Tekan tombol Home dua kali, di bagian bawah akan muncul daftar aplikasi yang sedang berjalan. Sentuh icon-nya untuk berpindah aplikasi.

Mengunci layar, atur kecerahan dan suara.

Bagi Anda yang sudah memakai iOS 4.2, tekan tombol home dua kali kemudian geser ke kiri, akan ada icon Lock, kecerahan layar, kontrol iPod dan pengaturan kerasnya suara.

<span class=lockipad.png" border="0" width="600" height="450" style="margin-top: 10px; margin-right: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: auto; padding-top: 7px; padding-right: 7px; padding-bottom: 7px; padding-left: 7px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; vertical-align: baseline; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; max-width: 100%; -webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.398438) 0px 2px 4px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.398438) 0px 2px 4px; border-top-left-radius: 5px 5px; border-top-right-radius: 5px 5px; border-bottom-right-radius: 5px 5px; border-bottom-left-radius: 5px 5px; display: block; ">

Menutup aplikasi sepenuhnya

Ketika Anda berpindah aplikasi, aplikasi tersebut tidaklah berhenti sepenuhnya dikarenakan fitur multitasking yang disebutkan diatas. Untuk menutupnya, buka bilah multitasking, kemudian tekan icon aplikasi agak lama, setelah itu akan muncul icon “delete”.Hentikan aplikasi yang sudah tidak terpakai untuk membebaskan memori iPad.

Menonton video di iPad yang berkasnya ada di Mac

Anda harus berada dalam sebuah WiFi yang sama antar Mac dan iPad. Beli aplikasi Air Video, dan install Air Video server di Mac. Dengan aplikasi ini Anda dapat mengambil video yang bercokol di Mac menontonya di iPad sambil tiduran di kasur.

Pause proses pengunduhan aplikasi

Suatu ketika Anda sedang mengunduh aplikasi besar, iPad Anda menyedot bandwith. Proses pengunduhan bisa di hentikan sementara, di icon aplikasi yang sedang loading, sentuh saja sekali, maka proses pengunduhan pun akan terhenti sementara.

Menangkap layar di iPad

Tekan tombol home dan lock secara bersamaan. Hasil tangkapan layar akan tersimpan di dalam aplikasi Photos.app.

Menyimpan gambar dari situs web

Untuk menyimpan gambar dari sebuah situs, tekan agak lama gambar yang ingin disimpan. Akan muncul pop-up penyimpanan. Gambarnya akan tersimpan di dalam aplikasi Photos.app. Berguna sekali kalau sedang mencari wallpaper iPad.


Sumber: http://www.makemac.com/2010/12/kumpulan-petunjuk-dan-trik-menggunakan-ipad/

CARA MEMBUAT FOTO PANNING

Apa itu foto Panning ?

Sering kita mendengar atau secara tidak sengaja melihat jenis foto panning ini tapi mungkin kita tidak memperhatikannya

Foto panning adalah foto dimana kamera menggikuti object yang akan difoto biasa istilah ini dipakai istilah dari video shooting , dimana sang sutradara menyebutkan panning , jadi kamera mengikuti langkah dari aktor atau artis yang sendang berlari atau menggunakan kendaraan.

Sedangkan di fotografi kurang lebih sama penggunaan istilah terserbut jadi, foto akan mengikuti object dari titik mulai sampai titik akir tetapi shutter di tekan diantara titik tersebut.


A---------------- object bergerak ------------B


-------- Posisi kamera/photographer --------

Object bergerak dari titik A sampai titik B pada saat di tengah shutter di tekan tetapi poisisi kamera tetap mengikuti object sampai titik B

Hasilnya object yang di fokuskan akan fokus dan object yang dibelakang akan blur bisa dipakai speed 1/30 , 1/60 atau 1/125 tergantung pencahayaaan dan effect yang diinginkan
Berikut beberapa langkah praktis melakukan panning :
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Kamera di set pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Berburu obyek bergerak yang akan dipanning (tips: background yang berwarna-warni untuk panning akan memberi hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan tekan setengah tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, tekan tombol penuh
  8. Semakin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!
    Contoh Foto Panning :


    Sumber: